Sejarah Brand Handphone VIVO telah menjadi salah satu nama besar di industri smartphone global, namun tidak banyak yang mengetahui perjalanan panjang di balik kesuksesannya. Vivo didirikan pada tahun 2009 di Tiongkok oleh Shen Wei dan awalnya fokus pada produksi perangkat lunak serta pemutar musik sebelum akhirnya merilis smartphone pertamanya pada 2011. Transformasi dari perusahaan teknologi musik menjadi raksasa smartphone ini menunjukkan evolusi yang menarik dalam dunia teknologi.
Perjalanan Vivo dari startup kecil hingga menjadi merek smartphone terkemuka melibatkan inovasi berkelanjutan dan strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan ini berhasil menembus pasar internasional pada 2014 dan kini hadir di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Vivo memulai debutnya dengan smartphone X5 dan telah membangun pabrik di Cikupa, Banten untuk mendukung operasional lokalnya.
Brand ini dikenal dengan fokusnya pada teknologi kamera, desain premium, dan fitur-fitur inovatif seperti pemindai sidik jari di layar. Vivo terus mengembangkan berbagai seri produk yang menargetkan segmen pasar berbeda, mulai dari pengguna muda hingga profesional yang membutuhkan performa tinggi.
Vivo memulai perjalanannya sebagai anak perusahaan BBK Electronics pada tahun 2009 di Tiongkok. Perusahaan ini berkembang dari fokus perangkat elektronik konsumer menjadi salah satu pemain utama di industri smartphone global.
Duan Yongping dan Shen Wei mendirikan Vivo pada tahun 2009 sebagai bagian dari BBK Electronics Corporation. BBK Electronics sendiri telah berdiri sejak 1995 dan awalnya fokus pada produksi perangkat elektronik seperti DVD player dan MP3 player.
Kantor pusat Vivo berada di Dongguan, Guangdong, Tiongkok. Perusahaan ini menjadi bagian dari ekosistem BBK Electronics yang juga menaungi merek-merek terkenal lainnya seperti OPPO, OnePlus, Realme, dan iQOO.
Visi awal Vivo adalah menciptakan smartphone Android yang menggabungkan desain elegan dengan teknologi inovatif. Perusahaan ini menargetkan segmen pasar yang mengutamakan kualitas kamera dan desain premium.
Strategi bisnis Vivo sejak awal menekankan pada riset dan pengembangan teknologi. Mereka mengalokasikan sumber daya besar untuk inovasi, terutama di bidang teknologi kamera dan performa perangkat.
Vivo memulai operasinya di pasar domestik Tiongkok dengan fokus pada smartphone mid-range hingga premium. Dalam waktu singkat, merek ini berhasil meraih popularitas berkat strategi pemasaran yang agresif dan inovasi teknologi.
Ekspansi internasional dimulai pada awal 2010-an. Vivo memasuki pasar Asia Tenggara sebagai langkah pertama ekspansi global mereka.
Indonesia menjadi salah satu pasar strategis bagi Vivo. Sejak tahun 2014, Vivo legal masuk ke pasar Indonesia dengan meluncurkan smartphone pertamanya, yaitu Vivo X5Max.
Strategi pemasaran Vivo di Indonesia meliputi kemitraan dengan berbagai acara olahraga dan musik. Pada 2019, Vivo menjadi sponsor resmi Liga 1 Indonesia dan berbagai event besar seperti Java Jazz Festival.
Tahun 2017 menjadi momen bersejarah ketika Vivo memperkenalkan teknologi pemindai sidik jari di bawah layar untuk pertama kali di industri smartphone. Inovasi ini kemudian diadopsi oleh berbagai merek lain.
Peluncuran Vivo NEX pada 2018 menandai terobosan lain dengan teknologi kamera pop-up. Fitur ini memungkinkan layar tanpa notch sambil tetap menyediakan kamera depan berkualitas tinggi.
Beberapa pencapaian penting Vivo:
Vivo terus mengembangkan lini produknya dengan berbagai seri seperti Y Series (entry-level), V Series (mid-range), dan S Series (flagship). Setiap seri dirancang untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar yang berbeda.
Vivo telah membangun reputasi sebagai pelopor inovasi dengan menciptakan smartphone pertama dengan chipset Hi-Fi pada tahun 2012 dan mengembangkan teknologi kamera pop-up yang revolusioner. Perusahaan ini mengandalkan 9 pusat R&D global dan kemitraan strategis untuk menghadirkan berbagai penghargaan internasional.
Vivo X1 menjadi tonggak sejarah sebagai smartphone pertama di dunia yang dilengkapi chipset Hi-Fi quality audio pada tahun 2012. Inovasi ini memberikan standar baru untuk kualitas audio dalam industri smartphone.
Perusahaan melanjutkan terobosan dengan meluncurkan X5 sebagai smartphone tertipis di dunia pada tahun 2014. Pencapaian ini menunjukkan kemampuan Vivo dalam menggabungkan desain elegan dengan teknologi canggih.
Teknologi Kamera Revolusioner:
Prototipe APEX yang diperkenalkan tahun 2018 menggebrak desain smartphone dunia dengan menampilkan layar penuh, kamera pop-up, dan In-Display Fingerprint Scanner. APEX 2019 kemudian hadir dengan desain unibody dan teknologi Full Screen In-Display Fingerprint Authentication serta Body Soundcasting.
Vivo mengoperasikan 9 pusat R&D independen yang tersebar di berbagai negara untuk memperkuat inovasi teknologinya. Pusat-pusat penelitian ini berlokasi di Tiongkok, Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat.
| Lokasi | Kota |
|---|---|
| Tiongkok | Shenzhen, Dongguan, Nanjing, Beijing, Shanghai, Hangzhou |
| Taiwan | Taipei |
| Jepang | Tokyo |
| Amerika Serikat | San Diego |
Fokus penelitian mencakup komunikasi 5G, kecerdasan buatan untuk produk elektronik konsumen, desain industrial, dan teknologi pencitraan. Tim R&D melakukan serangkaian uji konsisten untuk memastikan setiap inovasi memenuhi standar kualitas tertinggi.
Vivo memiliki 5 basis produksi global dengan distribusi di Dongguan, Chongqing, India, Bangladesh, dan Indonesia. Proses produksi berstandar global dilengkapi Multi-Level Testing dan Quality Control Lab untuk menjamin kualitas produk.
Berbagai produk inovatif hasil R&D Vivo kerap diperkenalkan di ajang teknologi kelas dunia. Prototipe APEX menjadi terobosan desain yang mendapat pengakuan global karena revolusi layar dan teknologi fingerprint.
Vivo V17 Pro dengan teknologi dual pop-up selfie camera mendapatkan sambutan hangat dari konsumen di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Inovasi ini membuktikan kemampuan perusahaan dalam menciptakan teknologi yang belum pernah ada sebelumnya.
Keuntungan dalam menggunakan brand handphone Vivo mencakup akses terhadap teknologi audio Hi-Fi berkualitas tinggi dan sistem kamera canggih. Pengguna mendapatkan pengalaman multimedia premium dengan kualitas suara yang jernih dan hasil foto yang profesional.
Agresivitas Vivo dalam berinovasi membawa brand ini menjadi salah satu vendor dengan perkembangan HP 5G terbesar di dunia. Pencapaian ini memperkuat posisi Vivo sebagai pemimpin teknologi dalam industri smartphone global.
Vivo telah mengembangkan beragam lini produk yang menargetkan segmen pasar berbeda dengan inovasi teknologi yang konsisten. Brand ini memiliki keunggulan khusus dalam teknologi kamera, desain menarik, dan sistem pengisian cepat yang menjadi daya tarik utama konsumen.
Vivo membagi produknya ke dalam beberapa kategori utama yang melayani kebutuhan konsumen berbeda. Seri Y menjadi lini entry-level dengan harga Rp1-3 jutaan yang menargetkan pasar menengah ke bawah.
Seri V merupakan andalan utama Vivo di Indonesia sejak lama. Seri ini fokus pada teknologi kamera selfie dan desain premium yang menarik bagi kaum muda. Marketing seri V selalu mendapat perhatian paling besar dibanding seri lainnya.
Seri X hadir sebagai flagship premium yang mulai masuk Indonesia pada 2020. Lini ini mengusung teknologi paling canggih dengan kolaborasi ZEISS untuk sistem kamera profesional.
Selain itu, terdapat Seri S dan Z yang kehadirannya lebih jarang namun memiliki positioning khusus. Vivo juga pernah menghadirkan seri NEX sebagai platform eksperimental untuk teknologi breakthrough seperti kamera pop-up dan dual display.
Vivo memiliki reputasi sebagai trendsetter dalam industri smartphone global. Brand ini sering menjadi yang pertama memperkenalkan inovasi seperti sensor sidik jari in-display, kamera motorized pop-up, dan sistem gimbal internal.
Teknologi kamera menjadi keunggulan utama dengan slogan “Your Inspiration of Perfect Selfie”. Kolaborasi dengan ZEISS sejak 2020 menghasilkan sistem pemrosesan gambar berkualitas tinggi pada seri X.
Dual Engine Fast Charging memungkinkan pengisian baterai super cepat. Vivo X90 Pro mencapai 50% dalam 8 menit dengan daya 120W, sementara V29 5G menggunakan 80W dengan waktu 17 menit untuk 50% baterai.
Desain menjadi daya tarik kuat dengan warna-warna menarik dan body ramping. Vivo V23 5G memperkenalkan back cover yang berubah warna dengan paparan sinar matahari menggunakan material Fluorite AG Glass.
Vivo konsisten masuk dalam top 5 vendor yang paling banyak mengirimkan ponsel di Indonesia setiap tahunnya. Brand ini memiliki nilai branding kuat dengan strategi marketing yang efektif melalui iklan masif dan endorsement artis ternama.
Target utama Vivo adalah kaum milenial dan generasi muda yang menghargai desain estetik dan teknologi kamera selfie. Strategi ini terbukti berhasil membuat Vivo diminati kalangan perempuan dan anak muda.
Di pasar global, Vivo masuk dalam 10 besar perusahaan smartphone terbesar dunia. Pencapaian ini didukung inovasi berkelanjutan dan diversifikasi produk yang melayani berbagai segmen pasar.
Sejak debut di Indonesia pada 2014 dengan X5, Vivo telah menunjukkan komitmen jangka panjang. Sepanjang satu dekade perjalanannya, brand ini berhasil bertransformasi dari pendatang baru menjadi simbol inovasi dan kualitas yang dipercaya jutaan pengguna.
Fakta Brand Handphone Infinix telah berkembang menjadi salah satu merek smartphone yang paling diperhitungkan…
Sejarah Brand Handphone Realme telah menjadi salah satu merek smartphone yang paling menarik perhatian dalam…
Di tengah persaingan ketat industri smartphone Indonesia, Sejarah Brand Handphone ADVAN telah membuktikan diri…
Sejarah Brand Handphone OPPO telah berkembang menjadi salah satu merek smartphone terkemuka di dunia, namun…
Sejarah Brand Handphone Xiaomi sudah berkembang dari sebuah startup yang diciptakan pada April 2010 di…
Sejarah Brand Handphone Apple yang menciptakan revolusi dalam industri teknologi mobile pada saat Steve Jobs…